Senin, 05 Januari 2015

Backpacker Abal-abal Trip to Senggigi – Gili Trawangan (Part 1)

Perjalanan di akhir tahun yang mendadak. Itu lah yang ada di benakku ketika aku mengajak salah seorang teman untuk menghabiskan akhir tahun di Pulau Gili Trawangan. Awal Desember 2014 temanku, Linda, mengirim pesan melalui BBM bahwa ia ingin berlibur di Bali pada akhir tahun. Nah sekalian aja aku ajak dia untuk ke Gili Trawangan. Sudah lama sekali aku ingin menikmati keindahan pulau satu itu. Ia pun mengiyakan. Jadi lah aku mulai sibuk mencari berbagai informasi bagaimana menuju Gili Trawangan dan melihat-lihat biaya akomodasi disana melalui internet. Awalnya kita hanya ingin ke Gili Trawangan, tapi setelah aku menanyakan ke Linda apakah ia ingin meng-explore tempat-tempat di Pulau Lombok, ia juga mengiyakan. Sayang kalau tidak sekalian jalan-jalan di Lombok, begitu pendapatnya.

Aku langsung mencari tempat apa yang harus aku datangi selama berada di Lombok. Pilihan pertama jatuh di Kota Mataram. Disana ada beberapa penginapan murah dan tersedia tempat penyewaan motor. Namun setelah aku mengamati peta Pulau Lombok, ternyata daerah Senggigi lebih dekat dengan Pelabuhan Bangsal yang merupakan akses untuk menuju ke Gili Trawangan. Jadi lah aku memutuskan untuk stay di Senggigi. Lagi pula Senggigi merupakan salah satu daerah wisata yang terkenal di Lombok. Ada banyak pantai yang disuguhkan di sepanjang area Senggigi. Sungguh menawan.

Blog dan situs-situs wisata menjadi acuanku dalam perjalanan ini. Berjam-jam aku habiskan waktu di depan komputer. Aku mulai menyusun itinerary untuk menerka berapa budget yang harus kita siapkan untuk trip ini. Aku juga mulai mencari kontak pengelola hotel juga melihat harga hotel di situs booking.com dan agoda.com. Beberapa kontak sudah aku dapatkan, namun aku tidak langsung menghubungi mereka. Aku sempat menunda bebarapa hari dengan alasan kalau akhir tahun masih lama. Ternyata itu adalah kesalahan besar. Dua minggu sebelum penghujung tahun, aku mencoba menghubungi pengelola hotel. Beberapa hotel murah baik di Senggigi maupun Gili Trawangan sudah full-booked. Aku baru sadar jika liburan ini bertepatan saat high season. Sudah dipastikan banyak wisatawan yang juga berlibur dan harga hotel naik dua kali lipat.

Iseng-iseng membuka situs booking.com, aku melihat Pondok Shinta Homestay menawarkan harga yang relatif murah, yaitu Rp 150.000,- per malam. Lokasinya sangat dekat dengan pantai dan Art Market. Tanpa pikir panjang aku langsung memesan homestay itu. Penginapan di Senggigi sudah dapat, tinggal mencari penginapan untuk di Gili Trawangan. Ternyata itu lebih susah. Ada beberapa kontak yang tidak bisa dihubungi. Mencari di booking.com, harganya melebihi apa yang aku harapkan. Aku bilang ke Linda kalau aku susah mendapatkan penginapan murah disana. Well, mungkin kita bisa tidur di masjid atau perumahan warga, itu yang aku katakan padanya. Ia tidak mempermasalahkannya, yang penting kita liburan di Gili Trawangan.

Akhirnya tiga hari sebelum berangkat, aku menemukan homestay murah di Gili Trawangan via booking.com. namanya Gili Tralala Homestay. Hihihi namanya lucu. Harga yang ditwarkan bukan per kamar, tapi per bed. Satu bed harganya Rp 150.000. Jadi tipe kamar disana seperti asrama. Satu kamar bisa untuk empat orang. Hanya ada dua bed yang tersedia. Aku langsung booking. Sebelum hari-H, aku menelpon pengelola hotel untuk tambahan bed dan minta disiapkan sepeda. Biaya extra bed dikenakan 100.000. Harga sewa sepeda per hari dikenakan Rp 35.000.

Hari berikutnya Linda memberi kabar jika teman kami, Marisa, akan ikut juga liburan ke Lombok. Aku menghubungi Pondok Shinta Homestay mengkonfirmasi untuk extra bed. Untung biaya tambahan tidak terlalu mahal, hanya Rp 30.000,-. Aku juga langsung memesan motor kepada pengelola homestay dan mereka akan menyiapkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar