28
Desember 2014, Linda dan Marisa sampai di Bali. Sebenarnya aku sudah siap
jemput mereka di Terminal Ubung. Ternyata mereka dituruni di terminal Mengwi. Jarak
dari rumah ke terminal Mengwi lumayan jauh. Jadi mereka naik travel deh ke
rumahku. Eh, si Marisa mabuk! Hahahahaaa
Sore
hari, Linda minta diajakin jalan-jalan ke Kuta. Akhir tahun gini biasanya
merk-merk seperti Bilabong, Rip Curl, Roxy, pada diskon. Jadilah kita bertiga
naik motor ke Kuta. Linda beli dress
dari harga Rp 500.000 jadi Rp 75.000. WOW! Belanja di Kuta cuma sebentar. Sakitnya
Marisa kumat lagi. Kasian dia, mukanya pucet banget. Puk puk Icha…
Yaaap..
akhirnya tanggal 29 Desember datang juga. Kita sudah siap berangkat dari jam
06:00. Kita diantar sama kakak iparku ke Terminal Batu Bulan. Kebetelun bapaknya
melayani trek Batu Bulan – Padang Bai. Perjalanan ke Pelabuhan Padang Bai
lumayan lama karena harus muter-muter dulu. Sekitar dua jam-an, akhirnya
sampailah kita di pelabuhan. Kita langsung ke tempat pembelian tiket dan menuju
kapal.
Banyak
yang bilang kalau lama perjalanan dari Pelabuhan Padang Bai ke Pelabuhan Lembar
Bolok sekitar 4 – 5 jam. Tapi kemarin kita beruntung banget. Lama perjalanan hanya
3 jam! Kapal ferry yang kita gunakan lumayan bersih. Ada ruang ekonomi dan
ruang VIP. Awalnya kita takut masuk ke ruang VIP, takut nanti ada bayaran
tambahannya. Maklum turis kere. Tapi kita lihat semua penumpang pada masuk ke
ruang VIP. Cuma kita bertiga yang masih duduk-duduk cantik di ruang ekonomi. Akhirnya
kita iseng-iseng masuk ke ruang VIP, Linda yang kebetulan mau ke kamar kecil,
kami suruh tanya ke orang. Ini ruangan gratis kan? Hehe.. dan ternyata gratis! Lumayaaaan…
Sampai
di Pelabuhan Lembar, kita tanya-tanya ke pak polisi yang lagi bertugas disana
gimana cara mau ke Senggigi. Bapaknya random abis. Ada yang bilang naik taksi,
sewa angkot, dan lain-lain. Yasudah lah, akhirnya kita jalan kaki ke luar
pelabuhan. Sudah ada angkot yang ngetem
di pinggir jalan untuk mengangkut penumpang. Kita tanya sama pak supir berapa
biaya ke Mataram. Dia bilang Rp 20.000, terus kita naik. Rencana awal kita ke
Mataram dulu, dari sana kita naik angkot atau taksi untuk ke Senggigi. Terus si
pak supir nawarin untuk langsung nganter ke Senggigi dengan harga Rp 175.000.
Aku kebetulan duduk di samping pak kusir yang sedang bekerja, mengendarai kuda
supaya baik jalannya, laaah, bercanda. Aku tawar jadi Rp 150.000, agak susah si
nawarnya karena memang BBM habis naik November lalu. Rayu-rayu sedikit,
akhirnya pak supir mau dengan harga yang kita tawarkan. Jadilah kita naik angkot
eksklusif ke Senggigi. Lumayaaann..
Perjalanan
dari pelabuhan ke Senggigi kurang lebih satu jam. Selama perjalanan aku melihat
bagaimana suasana kota yang ada di Lombok Barat. Tidak terlalu ramai. Jalanan
juga sudah mulus. Masuk ke kawasan Senggigi, bukit-bukit di
kanan jalan dan pantai di kiri jalan. Jalanan agak menanjak dan lebih ramai
dari jalanan sebelumnya. Sampai di Jalan Raya Senggigi, banyak ada café
dan hotel berjejer di kiri dan kanan jalan. Kita sempet kelewatan nyari
homestay-nya. Untung banget pak supirnya baik hati, dia nanya ke orang dimana
Pondok Shinta Homestay. Akhirnya kita puter balik lagi. Homestay-nya nyempil
dan bersebelahan dengan Art Market. Letak homestay juga sangat sangat dekat
dengan pantai. Lumayaaaan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar