Senin, 05 Januari 2015

Backpacker Abal-abal Trip to Senggigi - Gili Trawangan (Part 3)

28 Desember 2014, Linda dan Marisa sampai di Bali. Sebenarnya aku sudah siap jemput mereka di Terminal Ubung. Ternyata mereka dituruni di terminal Mengwi. Jarak dari rumah ke terminal Mengwi lumayan jauh. Jadi mereka naik travel deh ke rumahku. Eh, si Marisa mabuk! Hahahahaaa
Sore hari, Linda minta diajakin jalan-jalan ke Kuta. Akhir tahun gini biasanya merk-merk seperti Bilabong, Rip Curl, Roxy, pada diskon. Jadilah kita bertiga naik motor ke Kuta. Linda beli dress dari harga Rp 500.000 jadi Rp 75.000. WOW! Belanja di Kuta cuma sebentar. Sakitnya Marisa kumat lagi. Kasian dia, mukanya pucet banget. Puk puk Icha…

Yaaap.. akhirnya tanggal 29 Desember datang juga. Kita sudah siap berangkat dari jam 06:00. Kita diantar sama kakak iparku ke Terminal Batu Bulan. Kebetelun bapaknya melayani trek Batu Bulan – Padang Bai. Perjalanan ke Pelabuhan Padang Bai lumayan lama karena harus muter-muter dulu. Sekitar dua jam-an, akhirnya sampailah kita di pelabuhan. Kita langsung ke tempat pembelian tiket dan menuju kapal.

Banyak yang bilang kalau lama perjalanan dari Pelabuhan Padang Bai ke Pelabuhan Lembar Bolok sekitar 4 – 5 jam. Tapi kemarin kita beruntung banget. Lama perjalanan hanya 3 jam! Kapal ferry yang kita gunakan lumayan bersih. Ada ruang ekonomi dan ruang VIP. Awalnya kita takut masuk ke ruang VIP, takut nanti ada bayaran tambahannya. Maklum turis kere. Tapi kita lihat semua penumpang pada masuk ke ruang VIP. Cuma kita bertiga yang masih duduk-duduk cantik di ruang ekonomi. Akhirnya kita iseng-iseng masuk ke ruang VIP, Linda yang kebetulan mau ke kamar kecil, kami suruh tanya ke orang. Ini ruangan gratis kan? Hehe.. dan ternyata gratis! Lumayaaaan…

Sampai di Pelabuhan Lembar, kita tanya-tanya ke pak polisi yang lagi bertugas disana gimana cara mau ke Senggigi. Bapaknya random abis. Ada yang bilang naik taksi, sewa angkot, dan lain-lain. Yasudah lah, akhirnya kita jalan kaki ke luar pelabuhan. Sudah ada angkot yang ngetem di pinggir jalan untuk mengangkut penumpang. Kita tanya sama pak supir berapa biaya ke Mataram. Dia bilang Rp 20.000, terus kita naik. Rencana awal kita ke Mataram dulu, dari sana kita naik angkot atau taksi untuk ke Senggigi. Terus si pak supir nawarin untuk langsung nganter ke Senggigi dengan harga Rp 175.000. Aku kebetulan duduk di samping pak kusir yang sedang bekerja, mengendarai kuda supaya baik jalannya, laaah, bercanda. Aku tawar jadi Rp 150.000, agak susah si nawarnya karena memang BBM habis naik November lalu. Rayu-rayu sedikit, akhirnya pak supir mau dengan harga yang kita tawarkan. Jadilah kita naik angkot eksklusif ke Senggigi. Lumayaaann..

Perjalanan dari pelabuhan ke Senggigi kurang lebih satu jam. Selama perjalanan aku melihat bagaimana suasana kota yang ada di Lombok Barat. Tidak terlalu ramai. Jalanan juga sudah mulus. Masuk ke kawasan Senggigi, bukit-bukit di kanan jalan dan pantai di kiri jalan. Jalanan agak menanjak dan lebih ramai dari jalanan sebelumnya. Sampai di Jalan Raya Senggigi, banyak ada cafĂ© dan hotel berjejer di kiri dan kanan jalan. Kita sempet kelewatan nyari homestay-nya. Untung banget pak supirnya baik hati, dia nanya ke orang dimana Pondok Shinta Homestay. Akhirnya kita puter balik lagi. Homestay-nya nyempil dan bersebelahan dengan Art Market. Letak homestay juga sangat sangat dekat dengan pantai. Lumayaaaan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar